Blog Fisika dan Pengetahuan Umum Lainnya

.

Transport sel


    Transport sel
    pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai  transport sel.. mungkin akan lebih jelas mengani pembahasan transport sel  berikut ini karena merupakan sumber langsung dari buku  Cambbels.
      Difusi
Molekul memiliki energi kinetik intrisik yang disebut gerak termal (kalor). Suatu akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk menyebar ke seluruh ruangan yang ada. Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi molekul, mungkin mempunyai arah. Misalnya bayangkanlah suatu membran yang memisahkan air murni dari larutan zat pewarna dalam air. Anggaplah bahwa membran inin permeabel terhadap molekul pewarna tersebut.
. setiap molekul pewarna akan mengembara secara acak tetapi akan terdapat gerak netto (selisih) molekul pewarna melintasi membran ke sisi yang semula ialah air murni. Penyebaran zat pewarna melintasi membran akan berlanjut hingga kedua larutan memiliki konsetrasi pewarna yang sama. Begitu titik itu tercapai akan terdapat kesetimbangan dinamik, yaitu molekul pewarna yang melintasi membran dalam satu arah jumlahnya sebanyak molekul pewarna yang melintasi membran dalam arah sebaliknya, setiap detik.
Aturan sederhana dalam difusi ialah dalam ketiadan gaya-gaya lain, suatu subtansi akan berdifusi dari tempat yang konsetrasinya tinggi ke tempat yang konsetrasinya lebih rendah. . dengan kata lain setiap subtansi  akan berdifusi menuruni gradien konsetrasinya. Tidak ada kerja yang harus di lakukan untuk membuat hal ini terjadi. Difusi merupakan proses spontan karena difusi itu menurunkan energi bebas. Hal yang harus kita ingat bahwa dalam setiap sistem terdapat suatu kecenderungan untuk meningkatnya etropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut dalam meningkatkan entropi dalam menghasiljkan campuran yang lebih acak daripada ketika terdapat konsetrasi zat terlaru yang terlokalisir. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap  subtansi berdifusi menuruni gradien konsentrasi subtansi miliknya sendiri, yang tidak di pengaruhi oleh perbedaan konsentrasi subtansi lain.
      Osmosis
Osmosis merupakan transfor pasif air. Dalam membandingaka dua larutan yang konsentrasi trlarutnya berbeda , larutan dengan konsentrasi zat yang lebih tingg disebut dengan hypertonik. Larutan dengan konsentrasi zat terlarut disebut sebagai hypotonik.(hyper dan hipo dan masing-masing berarti lebih dan kurang), di sini yang dimaksut dengan konsentrasi terlarutnya. Ini merupakan istila-istila rlelatif yang hanya bermasalah bila terdapat suatu perbandingan. Misalnya, air PAM berisi Hypertonik terdapat air destilasi tetapi hypotonik terhadap air laut. Dengan kata lain, air PAM mempunya konsentrasi zat terlarut yang lebinh tinggi dari pada air destilasi, tetapi mempunyai konsentrasi yang lebih rendah jika dibandingkan air laut dengan  laruta-larutan denga konsentrasi zat terlarut yang sama sebagiai isotonik (iso berarti sama).
Merupakan bejana burbentuk U dengan membran permiabel selektif yang memisahkan dua larutan yang berbeda konseentrsinya. Pori dalam membran sintetik terlalu kecil untuk dapat dilewati oleh molekul air. Akibatnya larutan dengan konsentrasi za terlarut yang lebih tinggi (hypertonik) memiliki konsentrasi air yang lebih rendah. Oleh sebab itu air akan berdifusi melintasi membaran dari larutan hypotinik ke larutan hypertonik. Difusi air melintasi membaran permeabel selektif…maerupakan suatu kasus transfor pasif yyang disebabkan osmosis.
Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air berpindahdari larutan hypotonik ke larutan hyportonik sekalipun larutan hypotoniknya memiliki lebih banyak jenis zat terlarut. Air laut , yang memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul airnya akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi konsentrasinya, karena konsentrasi total zat terlarut  air laut lebih rendah. Jika dua  larutan  bersifat isotonik  air berpindah melintasi membranyang memisahkan larutan-larutan tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah (ke arah kanan maupun ke kiri)  dengan kata lain, tidak terdapat selisih osmosis di antara larutan-larutan isotonoik. Bertahan hidupnya sel bergantung pada keseimbangan penyerapan dan pelepasn air. Pergerakan air melintasi membrane sel dan keseimbangan air antara sel dan lingkunganya sangat penting bagi organisme. Aplikasi dalam kehedupan sehari-hari yaitu.
Keseimbangan air pada sel tanpa dinding.
Jika suatu sekl hewan dicelupkan ke dalam lingkungan yang isotonik terhadap sel tersebut, tiidak akan ada selisih perpindahanair melintasi membran tersebut. Air mengalir melintasi membran, tetapi pada laju yang sama pada kedua arh. Dalam satu lingkungan yang isotonik, volume sel hewan stabil. Setelah itu jika kita pindahkan sel tersebut ke dalam larutan yang hipertonik teterhadap sel tersebut. Sel ini akan kehilangan air yang berpindah ke lingkunganya, mengkerut, mungkin saja mati. Inilaha salah satu alasan mengapa peningkatan salinitas(keasinan)danau dapat membunuh hewan di danau tersebut. Akan tetapi sel hewan yang menyerap terlalu banyak air menghadapi bahaya yang sama seperti saat kehilangan air. . jika temapatkan sel tersebut ke dalam larutan yang hipotonik trhadap sel itu, aor ini akan mengkak dan lisis (pecah) seperti balon yang terus ditiup sampai melewati batas.
Sel tanpa dinding kaku tidak fapat menerima penyerapan atau pelepasan air berlebihan. Masalahnya keseimbangan air ini secara otomatis terselesaikan jika sel tersebut hidup dalam lingkungan yang isotonik. Air laut bersifat isotonik terhadap banyak inverbrata laut. Sel sebagian hewan terestrial (hidup di darat) dilingkupi oleh fluida ektraseluler tang isitonik terhadap sel tersebut. Hewan dan organisme lain yang tidak memiliki sel yang kaku yang hidup dalam lingkungan yang hipertonik atau hipotonik harus memili ki adapptasi khusus untuk osmoregulasi, yaitu kontrol keseimbangan air. Misalnya protista paramecium hidup di dalam kolam air yang hipotonik terhadap sel tersebut. Air secara kontinu cenderung untuk memasuki sel tetapi paramecium ini memiliki memmbrane plasma yang sangat kurang permeabel trhadap air dibandingkan membran sebagian besar sel lain. Selain paramecim di lengkapi  dengan vokula kontraktil, suatu organel yang berfungsi sebagai pompa bilga untuk memaksa air keluar dari sel secepat air itu masuk melalui osmosis.
Keseimbangan air pada sel berdinding
Sel tumbuhan, prokariotik, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dala dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dindingnua akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Perhatikan sel tumbuhan. Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini  membengkak ketika air masuk melalui osmosis . akan tetapi dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum diding ini mengerahkan tekanan balik pada sel melawan penyerapan air lebih lanjut. Sel tersebut menbengkak sangat kaku, yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagiann  besar sel tumbuhan. Tumbuhanyang  tidak erkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang di jaga untuk tetap bengkak oleh larutan yang hipotonik sekelililngnya. Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotopnik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembuk), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
Di sisi lain, dinding tidak dapat mendapatkan keuntungan apa pun jika selnya dicelupkan ke dalam lingkungan hipertonik . pada sel tumbuhan, sel hewan akan kehilangan air yang berpindah ke sekelilingnya dan akan mengerut. Begitu sel ini berkerut, membran plasmanyan tertarik menjauhi dindingnya yang disebut plasmolisis biasanya menyebaabkan tumbuhan mati. Sel dinding bakteri dan funi juga berplasmolisiss dalam lingkungan hipertonik.


Saya kira sekian penjelasan mengenai transport sel, semoga pembahasan ini dapat menambah wawasan kita mengenai dunia sel.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Biologi dengan judul Transport sel. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sc-zo.blogspot.com/2013/01/transport-sel.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - Friday, January 18, 2013

Belum ada komentar untuk " Transport sel"

Post a Comment