Blog Fisika dan Pengetahuan Umum Lainnya

Showing posts with label Gejala alam. Show all posts
Showing posts with label Gejala alam. Show all posts
Monday, September 17, 2018

CARA KERJA DINAMO LISTRIK


Peradaban manusia dewasa ini sangat bergantung akan adanya sumberdaya listrik yang memadai. Hal ini dikarenakan peralatan yang digunakan oleh manusi sehingga dapat melakukan aktifitas secara cepat dan efisien kini memerlukan daya listrik.
salah satu komponen yang dapat digunakan untuk memperoleh listrik yaitu dinamo listrik dan generator. Kali ini kami akan memberikan sedikit ulasan menganai cara kerja dinamo listrik sehingga kalian paham akan proses dalam memperoleh listrik.
ets.... perlu teman tau. Listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan dari perubahan bentuk energi yang lain.
1. Dinamo
Dynamo - perangkat yang membuat daya listrik langsung saat ini menggunakan elektromagnetisme. Ia juga dikenal sebagai generator, namun generator istilah biasanya mengacu pada "alternator" yang menciptakan daya arus bolak-balik .
2. Generator
Generator - biasanya istilah ini digunakan untuk menggambarkan alternator yang menciptakan daya AC menggunakan elektromagnetisme. 

Generator, Dinamo, dan Baterai adalah tiga alat yang diperlukan untuk membuat / menyimpan sejumlah besar listrik untuk digunakan manusia. Baterai mungkin telah ditemukan sedini 248 SM. Mereka hanya menggunakan reaksi kimia untuk membuat dan menyimpan listrik. Para ilmuwan bereksperimen dengan baterai untuk menciptakan lampu pijar awal, motor listrik dan kereta api, dan tes ilmiah. Namun baterai tidak dapat diandalkan atau biaya efektif untuk penggunaan listrik biasa, itu adalah dinamo yang secara radikal mengubah listrik dari rasa ingin tahu menjadi teknologi yang menguntungkan dan dapat diandalkan.
1.) Cara Kerja:
Dasar:

Pertama Anda membutuhkan sumber daya mekanis seperti turbin (didukung oleh air yang jatuh), turbin angin, turbin gas atau turbin uap. Poros dari salah satu perangkat ini terhubung ke generator untuk menghasilkan tenaga.


Dinamo dan generator bekerja menggunakan fenomena kompleks elektromagnetisme yang liar. Memahami perilaku elektromagnetisme, bidangnya dan dampaknya adalah subjek studi yang besar. Ada alasan mengapa butuh 60 tahun SETELAH baterai pertama Volta untuk mendapatkan dinamo yang kuat dan kuat. Kami akan menjaga hal-hal sederhana untuk membantu memperkenalkan Anda kepada subjek menarik pembangkit listrik.


Dalam arti yang paling dasar generator / dinamo adalah magnet yang berputar ketika berada di dalam pengaruh medan magnet magnet yang lain. Anda tidak dapat melihat medan magnet, tetapi sering digambarkan menggunakan garis fluks. Dalam ilustrasi di atas garis fluks magnetik akan mengikuti garis yang dibuat oleh serbuk besi.

Generator / dinamo terdiri dari magnet stasioner (stator) yang menciptakan medan magnet yang kuat, dan magnet berputar (rotor) yang mendistorsi dan memotong garis-garis magnetik fluks stator. Ketika rotor memotong garis fluks magnetik, itu menghasilkan listrik.

Tapi kenapa?

Karena Hukum Induksi Faraday jika Anda mengambil kawat dan memindahkannya maju mundur dalam medan magnet, medan mendorong elektron dalam logam. Tembaga memiliki 27 elektron, dua yang terakhir di orbit dengan mudah didorong ke atom berikutnya. Gerakan elektron ini adalah aliran listrik.
Unknown Fisika, Gejala alam
Wednesday, November 30, 2016

PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan.  
Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini telah memberi dampak pada kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.  
Efek rumah kaca sebagai suatu sistem di bumi sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Suhu atmosfer bumi akan menjadi lebih dingin jika tanpa efek rumah kaca. Tetapi, jika efek rumah kaca berlebihan dibandingkan dengan kondisi normalnya maka sistem tersebut akan bersifat merusak. Melihat sebagian besar emisi gas rumah kaca bersumber dari aktivitas hidup manusia, maka pemanasan global harus ada upaya solusinya dengan merubah pola hidup dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Tulisan ini diharapkan dapat memberi wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang apa dan bagaimana terjadinya pemanasan global, serta bagaimana perilaku masyarakat yang diharapkan dalam upaya meminimalisasi efek terjadinya

Pemanasan Global

Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama  yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.   Sebagian sinar infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas rumah kaca terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia ini di atmosfir adalah aktivitas manusia. Temperatur global rata-rata setiap tahun dan lima tahunan tampak meningkat, seperti pada diagram berikut (Anonim, 2004).

Efek rumah kaca (baca di sini)


Efek balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses efek balik  yang dihasilkannya, seperti  pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Keadaan ini menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri. Peristiwa efek balik ini dapat meningkatkan kandungan air absolut di udara, namun kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat. Karena usia CO2 yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan dapat dibalikkan (Soden and Held,
2005). 
Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi infra merah akan dipantulkan kembali ke bumi oleh awan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sementara awan tersebut akan memantulkan pula sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Secara detail hal ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awansangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke 4). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat (Soden and Held, 2005). 
Efek balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya  oleh es. Lapisan es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat ketika temperatur global meningkat. Bersamaan dengan mencairnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Kejadian ini akan menambah faktor penyebab pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, sehingga menjadi suatu siklus yang berkelanjutan (Thomas, 2001). 
Faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap pemanasan global adalah efek balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost). Selain itu, es yang mencair juga akan melepas CH4 yang juga dapat menimbulkan umpan balik positif. 
Laut memiliki kemampuan ekologis untuk menyerap karbon di atmosfer. Fitoplankton mampu menyerap karbon guna kelangsungan proses fotosintesis. Tetapi kemampuan ini akan berkurang jika laut menghangat yang diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton (Buesseler, et al, 2007).


Variasi matahari

Pemanasan global dapat pula diakibatkan oleh variasi matahari. Suatu  hipotesis  menyatakan bahwa variasi dari Matahari yang diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini (Marsh and Henrik, 2000). Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer, sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950 (Hegerl, et al. 2007,  Ammann, et al, 2007).  
Hasil penelitian menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telahdiabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 2535% antara tahun 1980 dan 2000 (Scafetta and West, 2006). Selanjutnya menurutStott (2003) bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi
berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari, mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga tidak diperhitungkan. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekadedekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumahkaca.

Peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100. Dengan menggunakan model iklim, perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. 
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.  Protokol ini mengharuskan negara-negara industri untuk menurunkan emisinya sebesar 5,2 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990 dengan target waktu hingga 2012 dan baru memperoleh kekuatan hukumnya secara internasional padatanggal 16 Februari 2005. Hingga 23 Oktober 2007 sudah 179 negara yang meratifikasi Protokol Kyoto tersebut. Kemudian pada tanggal 3-14 Desember 2007 di Bali diselenggarakanlah Konvensi Tingkat Tinggi yang digelar oleh UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) dan dihadiri hampir 10 ribu orang dari 185 negara. Melalui pertemuan tersebut diharapkan dapat mengevaluasi hasil kinerja dari Protokol Kyoto yang dibuat sebagai bukti komitmen negara-negara sedunia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca demi menanggulangi permasalahan yang terjadi saat ini.

Dampak Pemanasan Global 

Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan  naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini terjadi terus menerus maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat. 
  2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi panen juga demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk, kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat tekanan tuntutan hidup.   
  3. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisiini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna. 
  4. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrient dan migrasi ikan). 
  5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir. 
  6. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya. 
  7. erubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi ikan, sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap. 
  8. Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan musim dapat meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru. 
  9. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, PapuaNugini, Timor Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat kerusakan terumbu karang ini. Untuk menyelamatkan kerusakan terumbu karang akibat pemanasan global ini, maka para aktivis lingkungan dari enam negara tersebut telah merancang protokol adaptasi penyelamatan terumbu karang. Lebih dari 50 persen spesies terumbu karang dunia hidup berada di kawasan segitiga ini. Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebanyak 30 persen terumbu karang dunia telah mati akibat badai el nino pada 1998 lalu. Diprediksi, pada 10 tahun ke depan akan kembali terjadi kerusakan sebanyak 30 persen.


Unknown Gejala alam
Monday, July 14, 2014

PEMANFAATAN SPEKTRAKOPI UNTUK MENEMUKAN PLANET LAIN.

Hai sahabat bloger yang haus akan ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini saya akan memaparkan materi yang berkaitan dengan cara menemukan planet lain dengan menggunakan spektrakopi. Teman-teman pasti penasaran bagaimana cara kerjanya. Ok. Saya akan menjelaskannya melalui artikel kali ini, makanya anda harus paham betul dan mengerti akan apa yang akan saya jelaskan nantinya.
Hingga akhir tahun 1991 hanya mataharilah satu-satunya bintang yang diketahui memiliki planet-planet yang yang mengelilinginya. Pendapat ini berubah ketika astronom Alex Wolszczan menemukan dua planet yang mengelilingi bintang-bintang lain. Planet ini disebut planet ekstrator.
Untuk menemukan planet-planet lain yang mengorbit bintang, para astronom memerlukan teknik-teknik yang sangat canggih. Plante-planet memantulkan cahaya dari bintang, dan beberapa yang lebih mudah panas memancarkan radiasi inframerah, walaupun bintang tetap jauh lebih terang jutaan atau bahkan milyaran lebih terang daripada planet. Jarak antara sebuah bintang dengan planet biasanya relative kecil sehingga planet-planet sebuah bintang tidak akan nampak ketika diamati dengan teleskop. Sebuah peralatan yang sangat sensitive akan kecermelangan cahaya yang disebut dengan fotometer, kadang-kadang masih dapat mendeteksi adanya keredupan cahaya ketika planet-planet bintang tersebut lewat di depan bintang, di antara bintang dan fotomrter.
Karena kesulitan pencarian planet secara langsung, para astronom melakukan pencarian planet dengan tidak langsung yaitu dengan perilaku bintang-bintang. Ketika planet mengorbit bintang gaya gravitasi antara keduanya memberikan suatu efek sedikit gerakan bergoyang pada bintang.para astronom mengamati gerakan bergoyang bintang ini dengan mengamati bintang secara langsung ataupun menganalisis spektrum cahaya yang dipantulkan bintang ketikan bintang menjauh dan mendekat dari bumi. Pengamatan langsung goyangan matahari hanya berlaku jika gaya gravitasi cukup kuat dan jarak bintang dari bumi relativ dekat.
Teknik analisis spectrum cahaya bintang memiliki kemampuan yang lebih baik. Teknik ini didasarkan pada efek dopler, yaitu perubahan penampakan spectrum cahaya bintang karena gerakan bergoyang bintang. Ketika bintang menjauh dari bumi. Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan menjadi lebih pendek, perubahan panjang gelombang ini berdampak pada perubahan frekuency dan warna cahaya.

Unknown Fisika, Gejala alam
Wednesday, November 20, 2013

CARA KERJA ANGIN TOPAN


Cara kerja angin topan---. Pada era moderinisasi sekarang ini terdapat banyak sekali teknologi yang dapan membantu manusia dalam mempertahankan kehidupan dan peradabannya. Akan tetapi karena instannya hal tersebut terkadang kita lupa akan hal kecil yang seharusnya kita ketahui. Baru-baru ini Filifina dilanda bencana yang sangat besar, angina berkekuatan sangat besar menghantam negara tersebut sehingga berdampak besar bagi negara tersebut. Angin yang menyebabkan kerusakan yang luar biasa tersebut kita akan bahas mengenai cara kerja angin topan secara ilmiah.

Angin topan adalah pusaran angin yang sangat kencang, kecepatan angin ini depan mencapai 120 km/jam atau bahkan lebih. Angin ini kerap terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan posisi khatulistiwa.
Berbicara tentang angin, maka proses terjadinya angin karena adanya perbedaan tekanan udara. Pada proses terjadinya angin topan juga demikian akan tetapi perbedaannya terletak apa kekuatan pusaran angin topan tersebut.
Dari definisinya topan dapat diartikan sebagai putaran yang kencang dari suatu kolom udara yang terbentuk dari awan cumuliform yang telah menyentuh tanah, biasanya tampak sebagai corong awan (funnel cloud) dan kerap disertai dengan badai angin dan hujan, petir atau batu es. Sebagian besar topan disebabkan oleh badai guntur yang berputar dengan sirkulasi yang teratur yang disebut dengan mesosiklon.
Pembentukan topan umumnya dapat dilihat pada hal- hal yang terjadi pada skala badai, di dalam dan sekitar mesosiklon. Perbedaan temperatur pada bagian tepi massa udara turun yang berada di sekitar mesosiklon (downdraft oklusi) erat kaitannya dengan pertumbuhan topan. Sebagian besar topan dapat memiliki kecepatan lebih dari 480 km/jam, rata-rata 175 km/jam atau lebih (di sekitar pusat dapat mencapai 100-200 meter/jam), dengan ketinggian ± 75 m, diameter umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter. Umumnya terjadi pada siang hingga sore hari.
Itulah tadi penjelasan singkat mengenai cara terjadinya angin topan, penjelasan mengenai penjelasan sains dan gejala alam dapat anda temukan di sini


Unknown Gejala alam